Pelantikan Pengurus Persaudaraan Mahasiswa Bugis Makassar Periode 2025/2026

 


"Tallu-tallu sipatokkong, tallu-tallu sipalele" – begitulah bunyi pepatah Bugis yang menggema di Aula Zalehah Ma'had Al-Qur'an PTIQ Jakarta, Sabtu (15/6/2025). Suasana hangat dan penuh kebanggaan menyelimuti acara Pelantikan Pengurus Persaudaraan Mahasiswa Bugis Makassar (PMBM) Periode 2025/2026. Acara yang mengusung tema "Rise Together: Memperkuat Identitas, Mengukir Prestasi" ini bukan sekadar seremonial, melainkan bukti komitmen generasi muda Bugis-Makassar untuk menjaga adat, solidaritas, dan kontribusi di tanah perantauan.

Sebanyak 44 Pengurus baru dikukuhkan secara adat dengan prosesi pelantikan  oleh tokoh masyarakat Bugis-Makassar, Dr. Andi Muhammad Syafri, S.H., M.H. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya nilai "Siri’ na Pacce" (harga diri dan solidaritas) sebagai pedoman organisasi.

"Kita boleh merantau jauh, tapi jangan pernah lupa bahwa darah Sompe’ (perantau Bugis) harus tetap mengalir dalam setiap langkah kita," ujar Andi Syafri di hadapan 50 peserta yang hadir.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan Pakta Integritas oleh Ketua Umum terpilih Muhammad Rezky Yusuf, yang menyatakan visi meningkatkan program beasiswa adat dan pelatihan kewirausahaan untuk anggota. "PMBM harus jadi jembatan yang menghubungkan mahasiswa Bugis-Makassar dengan peluang dan tanggung jawab," tegas mahasiswi Fakultas Ekonomi itu.

Tak kalah meriah, sesi "Passomba Ugi" (pertunjukan budaya) menampilkan tarian Paduppa Bosara dan pembacaan puisi dalam bahasa Bugis. Pengurus lama juga membagikan kisah inspiratif tentang bagaimana PMBM membantu mereka mengatasi culture shock saat pertama kali merantau.

Acara ditutup dengan makan bersama "Sipulung" (hidangan tradisional) berupa coto Makassar dan es pallu butung. "Ini lebih dari sekadar organisasi, tapi keluarga kedua kami," kata Muhammad Rizal, salah satu anggota baru asal Gowa.

Dengan semangat baru, PMBM siap menjadi wadah pelestarian budaya sekaligus agen perubahan bagi mahasiswa Bugis-Makassar di perantauan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir Berkepanjangan di Laba Lubu Kec. Malangke Luwu Utara Sulawesi Selatan

Gambar
Banjir yang melanda Desa Laba Lubu, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, telah berlangsung lebih dari dua pekan dan belum menunjukkan tanda-tanda surut. Tinggi air di beberapa titik masih mencapai 1,5 meter, menyebabkan puluhan rumah terendam dan ratusan warga terisolasi. Kondisi ini memaksa banyak keluarga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, sementara akses transportasi darat ke desa tersebut masih terputus akibat jalan-jalan yang tergenang. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, banjir kali ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi sejak awal bulan ini, ditambah dengan meluapnya Sungai Rongkong yang menjadi saluran utama di wilayah tersebut. "Kami telah mendistribusikan bantuan darurat berupa makanan siap saji, selimut, dan obat-obatan, tetapi kebutuhan warga masih jauh dari cukup," ujar Kepala BPBD Luwu Utara, Andi Baso. Warga setempat mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kami terpaksa m...
Baca selengkapnya

Tren "Kesenjangan Sosial" dengan Dialog Absurd Viral di TikTok, Satir Realita atau Sekadar Hiburan?

Gambar
Awal tahun 2025, jagat TikTok Indonesia diramaikan oleh tren video pendek yang dikenal sebagai "kesenjangan sosial dengan dialog absurd". Dalam tren ini, para kreator memparodikan percakapan sehari-hari yang tampak tidak nyambung namun menyiratkan perbedaan latar belakang sosial secara halus. Salah satu contoh video yang viral memperlihatkan dua orang berbincang, di mana satu bertanya, "Itu suara apa, di sana hujan ya?" yang dijawab santai, "Bukan, itu suara kipas." Dialog seperti ini menimbulkan efek komedi yang jenaka, sekaligus memunculkan interpretasi sosial yang lebih dalam. Tren ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memancing diskusi publik mengenai kesenjangan pemahaman antara kelompok masyarakat dengan latar sosial ekonomi berbeda. Beberapa warganet menilai tren ini sebagai bentuk satire cerdas yang merefleksikan realita hidup di Indonesia, terutama bagaimana persepsi terhadap situasi dan kondisi bisa sangat berbeda tergantung pada pengalaman hidu...
Baca selengkapnya

Safari Ramadhan Pondok Pesantren As'adiyah Belawa Baru: Menebar Kebersamaan di Bulan Suci Ramadhan

Gambar
Pondok Pesantren As'adiyah Belawa Baru kembali menggelar Safari Ramadhan, sebuah tradisi tahunan yang menyatukan santri, ustadz, dan masyarakat dalam serangkaian kegiatan dakwah dan sosial. Kegiatan yang berlangsung selama 20 hari ini menjangkau berbagai desa di sekitar pesantren, dengan tujuan memperkuat ukhuwah islamiyah dan berbagi kebahagiaan di bulan penuh berkah. Safari Ramadhan tahun ini diisi dengan beragam agenda, mulai dari dakwah keliling, santunan anak yatim, hingga buka puasa bersama. Para santri dan ustadz bergantian memberikan tausiyah di masjid-masjid desa, sambil membagikan paket sembako kepada keluarga kurang mampu. Salah satu momen paling dinantikan adalah buka puasa bersama yang digelar di lima titik berbeda, dengan menu spesial seperti sop konro dan nasi mandi khas pesantren. Menurut Gurutta Sulaeman Abdullah, Pimpinan Pesantren As'adiyah Belawa Baru, Safari Ramadhan bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari pendidikan langsung di masyarakat....
Baca selengkapnya